Jumat, 18 Maret 2016

Kontribusi Teknologi Informasi terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

     
Teknologi Informasi dan Komunikasi

    Masa terus bergulir. Teknologi yang diciptakan oleh manusia semakin canggih. Perkembangan teknologi sedikit banyak memengaruhi dunia pendidikan. Bahkan, pendidikan merupakan salah satu variabel yang mengkatroli kemajuan teknologi. Dalam hal ini, sekolah menjadi episentrumnya.
   Produk teknologi yang paling terasa pengaruhnya dalam jagat pendidikan yakni Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sekolah yang menerapkan TIK dalam segala aktivitasnya terlihat semakin survive. Ini semua karena TIK menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam pertukaran informasi. Di bidang administrasi keuangan, sekolah bisa mengelola dan mengkalkulasi anggaran secara cepat dan akurat. TIK membantu sekolah mengsensus barang yang dimiliki sekolah. Bahkan, TIK mampu memberi  rekomendasi perguruan tinggi beserta jurusannya bagi siswa SMA berdasarkan hasil akademik yang diraih. Terlihat sekolah yang terlambat pembangunan TIKnya jelas terlihat ketertinggalannya dibandingkan dengan sekolah yang terlebih dahulu matang penerapan TIKnya.
    Secara kasap mata, TIK memberi dampak yang besar terhadap kemajuan sekolah. Bahkan ada yang beranggapan bahwa sekolah yang bagus adalah sekolah yang maju TIKnya. Yang menjadi masalah apakah kemajuan penerapan TIK suatu sekolah berbanding lurus dengan kualitas layanan pendidikan sekolah tersebut. Karena orangtua menitipkan anaknya di sekolah agar anaknya menjadi generasi bangsa yang berakhlak mulia dan cerdas. Sistem TIK yang canggih tidak dapat menjamin tujuan anak disekolahkan bisa terakomodir. Menurut penulis, yang paling esensial adalah bagaimana sumber daya manusianya.
      Guru sebagai nahkoda dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu dibekali keterampilan yang memadai agar sanggup membimbing siswanya menjadi pribadi yang sesuai harapan. Diharapkan guru tampil sebagai sosok pendidik, bukan hanya sekedar mengajar. Integritas manajemen sekolah turut memengaruhi citra sekolah di masyarakat. Ini juga merupakan urgensi dari pendidikan yang bermutu.
       Sistem yang representatif juga merupakan salah satu prasyarat terdongkraknya kualitas pendidikan. Kemendikbud selaku lembaga sentral pendidikan nasional hendaknya menelurkan kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas akhlak peserta didik karena negara kita adalah negara yang beradab. Idealnya, suatu kebijakan seperti penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi riil di lapangan sehingga pihak sekolah dapat dengan mudah menerima dan mengimplementasikan kebijakan tersebut.
       Yang tak kalah penting dalam penyelenggaraan pendidikan, adalah pendanaannya. Untuk sekolah negeri, pemerintah perlu menjamin bahwa sekolah mendapat bantuan operasional yang cukup. Sekolah boleh memungut SPP, DSP, uang kegiatan dan sebagainya asal besar tarifnya disesuaikan dengan kemampuan finansial orangtua masing-masing peserta didik. Jika sekolah memiliki anggaran yang cukup, semua kegiatan di sekolah baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler akan berjalan lancar. Tentu riskan menyelenggarakan pendidikan tanpa disokong anggaran yang cukup.
      Memang, TIK berhasil membuat sekolah mengikuti perkembangan zaman. Bahkan, perlu diakui TIK membantu kegiatan di sekolah utamanya berkaitan dengan pertukaran informasi menjadi cepat dan efisien. Namun, jika tidak dibarengi dengan SDM yang berkompeten, kebijakan yang mendukung, dan anggaran yang cukup maka jangan harap pendidikan yang berkualitas bisa terwujud. Seluruh stakeholders perlu mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia apakah sudah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yakni “Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.” (UUD 1945 pasal 31 ayat 3)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar